Viral rombongan siswa sekolah dasar (SD) asal Salatiga melaksanakan tur dengan ‘carter’ pesawat Garuda Indonesia. Ternyata, tur itu kerap dilaksanakan sejak beberapa tahun silam.
Video yang beredar memperlihatkan sebuah pesawat yang hampir semuanya merupakan siswa SD dengan berseragam putih-merah. Hanya ada beberapa orang dewasa yang diduga adalah guru.
Di video itu terlihat seolah-olah pesawat itu memang disewa oleh rombongan siswa yang ternyata berasal dari SD Muhammadiyah Plus Salatiga.
“Yang viral itu kegiatan tahun ini, April kemarin tanggal 24 April. Bandaranya Semarang dan Solo,” kata Kepala SD Muhammadiyah Plus Salatiga Dwi Wuryandari.
Dwi menjelaskan kegiatan siswa kelas V untuk study tour naik pesawat itu sebenarnya sudah berlangsung sejak 2011. Untuk tahun ini, ada 184 anak berangkat menggunakan dua pesawat di dua bandara berbeda.
“Kalau dibilang carter pesawat ya bisa ya. Karena ada 184 siswa, dari Semarang maskapai Garuda tidak cukup, kemudian dari pihak Garuda akhirnya buka trip baru, jadwal baru di Bandara Solo. Di solo untuk jam 07.00 kan tidak ada, tapi karena jumlah kami cukup buka trip baru, maka khusus 24 April buka di pagi hari. Akhirnya semua siswa ikut,” jelasnya.
Para siswa itu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta kemudian melakukan trip di gedung DPR dan MPR RI. Mereka mendapat pengetahuan empat pilar negara sekaligus melihat langsung lokasi-lokasi rapat penting.
“Dari Soetta tujuan ke gedung DPR MPR dan disambut bagus serta diberikan penjelasan. Pertama di Ruang Sidang Paripurna. Harapannya anak-anak tahu kursi yang diduduki presiden, wakil presiden ketika ada penyusunan undang-undang, ada kursi menteri, duta besar, dan lainnya. Harapan anak-anak termotifasi. Siapa tahu kan ada dari mereka akan jadi pejabat di sana. Kelas V kan juga materi berkaitan dengan tugas lembaga negara, jadi ada pembelajaran,” katanya.
Para siswa SD itu juga berekreasi ke Dufan dan Atlantis kemudian ke Masjid Istiqlal. Dwi menjelaskan, mereka pulang menggunakan kereta api ke Semarang sehingga ada pengalaman menggunakan berbagai moda transportasi mulai dari bus, kereta api, hingga pesawat.
“Berikan pengalaman kepada anak-anak kami di zaman yang makin canggih. Mungkin sekian dari banyak siswa, ada yang belum pernah naik pesawat. Jadi punya pengalaman bagaimana boarding pass, lewat alat sensor. Mereka punya pengalaman jaga sikap di tempat umum baik di kereta atau di pesawat,” terang Dwi.
Dari sisi agama, para siswa itu juga diajarkan tidak meninggalkan salat meski bepergian jauh. Maka mereka juga sempat diajak wisata religi ke Masjid Istiqlal Jakarta dan ke Masjid Agung Jawa Tengah ketika tiba di Kota Semarang.
“Kemudian karena kami Sekolah Islam tentu ada penanaman karakter Islam yang kami tanamkan yaitu tentang kedisiplinan salat. Walau kegiatan padat tidak boleh tinggalkan salat,” tegas Dwi.